IDAI: Pertusis di Indonesia banyak yang tidak terdata

Pertusis, atau yang lebih dikenal dengan batuk rejan, merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, kesulitan bernapas, serta kematian.

Meskipun pertusis merupakan penyakit yang wajib dilaporkan kepada Dinas Kesehatan setempat, namun data mengenai kasus pertusis di Indonesia masih banyak yang tidak terdata dengan baik. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pelaporan kasus penyakit menular, hingga minimnya tenaga medis yang mampu melakukan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus pertusis di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Tanah Air. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melaporkan kasus pertusis kepada pihak yang berwenang, sehingga penanganan dan pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan lebih baik.

Selain itu, peran IDAI juga sangat penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pertusis dan cara pencegahannya. Melalui kampanye-kampanye sosialisasi dan program-program kesehatan, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi pertusis dapat meningkat, sehingga angka kasus pertusis di Indonesia dapat ditekan.

Dalam upaya pencegahan pertusis, vaksinasi merupakan langkah yang paling efektif. Vaksinasi pertusis biasanya diberikan kepada bayi sejak usia dua bulan, dan perlu dilakukan boosternya setiap lima tahun. Dengan melakukan vaksinasi ini, diharapkan dapat memberikan perlindungan yang cukup kepada anak-anak dari risiko terkena pertusis.

Sebagai masyarakat, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan penanganan penyakit seperti pertusis, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi semua. Semoga dengan adanya upaya-upaya tersebut, kasus pertusis di Indonesia dapat diminimalisir dan tidak banyak yang tidak terdata lagi.