Penetapan Reyog Ponorogo sebagai WBTB bisa jadi daya tarik wisata

Penetapan Reyog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh UNESCO pada tahun 2019 telah membawa dampak positif bagi pariwisata di daerah Ponorogo. Reyog Ponorogo sendiri merupakan seni tradisional yang sudah ada sejak abad ke-19 dan menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Ponorogo.

Dengan penetapan sebagai WBTB, Reyog Ponorogo semakin dikenal baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini membuat banyak wisatawan yang tertarik untuk datang ke Ponorogo dan menyaksikan sendiri pertunjukan Reyog yang spektakuler. Selain itu, para pelaku pariwisata di Ponorogo juga semakin giat mempromosikan seni tradisional ini sebagai daya tarik wisata yang unik dan berbeda.

Pertunjukan Reyog Ponorogo sendiri biasanya dilakukan dalam acara-acara tertentu seperti perayaan hari besar, festival budaya, atau acara adat. Dalam pertunjukan tersebut, para penari Reyog yang mengenakan kostum dan topeng yang menyeramkan akan menari dengan gerakan yang dinamis dan penuh energi. Musik gamelan yang mengiringi pertunjukan juga menambah kesan magis dan misterius dari seni tradisional ini.

Tak hanya menyaksikan pertunjukan Reyog, wisatawan juga dapat mempelajari lebih dalam tentang sejarah dan makna dari seni tradisional ini melalui museum-museum dan galeri yang tersebar di Ponorogo. Mereka juga dapat berinteraksi langsung dengan para seniman dan pembuat topeng Reyog untuk mengetahui proses pembuatan topeng yang rumit dan detail.

Dengan adanya penetapan Reyog Ponorogo sebagai WBTB, diharapkan pariwisata di Ponorogo dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Selain itu, pengakuan dari UNESCO juga menjadi dorongan bagi para generasi muda untuk melestarikan dan mengembangkan seni tradisional yang kaya akan nilai budaya ini. Semoga Reyog Ponorogo tetap menjadi daya tarik wisata yang unik dan menarik bagi para wisatawan di masa mendatang.