Cuaca panas yang ekstrem dapat memberikan dampak yang lebih serius pada kelompok rentan di masyarakat. Kelompok rentan ini meliputi anak-anak, lansia, orang sakit, dan mereka yang tinggal di daerah yang kurang terlindungi dari panas yang berlebihan.
Pada kondisi cuaca panas yang ekstrem, suhu udara yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, kelelahan, dan bahkan heatstroke pada kelompok rentan. Anak-anak dan lansia memiliki sistem tubuh yang belum sepenuhnya matang atau sudah melemah, sehingga mereka lebih rentan terhadap dampak buruk dari cuaca panas.
Orang dengan kondisi kesehatan yang sudah tidak stabil seperti penyakit jantung, diabetes, atau gangguan pernapasan juga dapat mengalami komplikasi lebih serius pada kondisi cuaca panas. Selain itu, mereka yang tinggal di daerah yang kurang terlindungi dari panas seperti pemukiman padat atau daerah perkotaan yang minim pepohonan juga akan lebih terpapar dengan suhu udara yang lebih tinggi.
Untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca panas pada kelompok rentan, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Pertama, pastikan untuk selalu mengonsumsi air yang cukup agar terhindar dari dehidrasi. Kedua, hindari aktivitas di luar ruangan pada saat suhu udara paling tinggi, yaitu antara pukul 10 pagi hingga 3 sore. Ketiga, kenakan pakaian yang nyaman dan berbahan adem agar tubuh tetap sejuk.
Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan perhatian khusus pada kelompok rentan saat kondisi cuaca panas ekstrem. Penyediaan tempat penampungan air minum, shelter dari panas, dan pengaturan jam kerja atau sekolah agar tidak terlalu berat juga perlu dipertimbangkan.
Dengan kesadaran dan langkah-langkah preventif yang tepat, dampak buruk dari cuaca panas pada kelompok rentan dapat diminimalisir. Kesehatan dan kesejahteraan mereka harus menjadi prioritas bagi semua pihak, terutama saat menghadapi kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini.